www.rumahbukuiqro.com
Ini kisah tentang seorang ayah dan anak. Sang ayah bekas budak. Selaman menjadi budak, libur Jumat sebagaimana ditetapkan kesultanan dimanfaatkan untuk habis-habisan bekerja. Dengan dirham demi dirham yang terkumpul, satu hari dia minta izin untuk menebus dirinya pada sang majikan. “Tuan”, ujarnya, “Apakah dengan membayar harga senilai dengan berapa engkau membeliku dulu, aku akan bebas?”. “Ya. Bisa” ujar sang majikan. “Baik, ini dia.” katanya sambil meletakkan bungkusan uang itu di hadapan tuannya. “Allah ‘Azza wa Jalla telah membeliku dari Anda, lalu Dia membebaskanku. Alhamdulillah. “Maka engkau bebas karena Allah”, ujar sang tuan tertakjub. Dia bangkit dari duduknya dan memeluk sang budak. Dia hanya mengambil separuh harga yang tadi disebutkan. Separuh lagi diserahkannya kembali. “Gunakanlah ini,” katanya berpesan, “Untuk memulai kehidupan barumu sebagai orang yang mereka. Aku berbahagia menjadi sebagian Tangan Allah yang membebaskanmu!” Penuh syukur dan haru, tapi aku disergap khawatir, dia pamit. “Aku tidak tahu wahai Tuanku yang baik,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca, “Apakah kebebasan ini rahmat ataukah musibah. Aku hanya berbaik sangka kepada Allah.”