sumber gambar: http://cendanapuriku.blogspot.com/2011/02/sekuntum-cinta-pengantin-syurga-by-abu.html
Tidak
ada yang lebih indah dalam sejarah perasaan manusia seperti saat-saat
ketika ia sedang jatuh cinta. Bukan karena dunia disekeliling kita
berubah pada kenyataannya. Tapi saat-saat jatuh cintalah yang seketika
mengubah persepsi kita tentang dunia disekeliling kita. Tidak selalu
karena wanita yang kita cintai itu memang cantik pada kenyataannya. Tapi
cinta kita padanya yang membuat cantik di mata kita.
Saat
jatuh cinta adalah saat di mana persepsi kita mengalamai shifting pada
semua realitas yang ada di sekeliling kita. Kadang kita mungkin
mengelabuhi diri sendiri. Tapi itu puncak subjektifitas yang justru
mengubah kita menjadi lebih positif dalam kita memandang segala sesuatu.
Sumber Gambar: http://cendanapuriku.blogspot.com/2011/02/sekuntum-cinta-pengantin-syurga-by-abu.html
Seperti
indahnya subjektifitas pada dunia anak-anak. Bagi mereka realitas yang
sesungguhnya adalah realitas yang mereka persepsikan. Bukan realitas
yang ada di luar sana seperti yang dilihat oleh orang dewasa. Bangku
bisa dipersepsi sebagai rumah. Tongkat bia dipersepsi sebagai senjata.
Dunia menjadi sangat ringan dan fleksibel di mata mereka. Karena itu
dunia anak selalu indah, selalu penuh kenangan.
Begitu juga saat kita jatuh cinta. Shifting pada
persepsi kita membuat dunia kita serasa jadi realitas lain yang begitu
indah. Dan itu membawa kenyamanan pada rongga dada kita. Karena perasaan
kita seketika berbunga-bunga. Karena, kata Ibnu Hazem, ruh kita
seketika jadi ringan dan lembut, badan kita seketika wangi, senyum kita
seketika mengembang lebar, benci dan dendam dan angkara murka seketika
lenyap dari ruang hati kita, dan tiba-tiba saja yang bukan penyair jadi
penyair, yang tidak bisa bernyanyi menjadi penyanyi.
Sumber Gambar: http://cendanapuriku.blogspot.com/2011/02/sekuntum-cinta-pengantin-syurga-by-abu.html
Suatu
saat, seorang raja bingung menyaksikan putera mahkotanya begitu
pemalas, apatis, tidak bergairah, tidak berminat pada ilmu pengetahuan,
tidak bisa pidato. Ia gundah, karena putera mahkotanya sama sekali tidak
layak jadi raja. Maka sang raja memerintahkan seorang dayang cantik
istana untuk menggoda sang putera mahkota.
Bilang
padanya, pesan sang raja pada dayang cantik itu, aku sangat mencintaimu
dan bersedia jadi permaisurinya. Nanti kalau hatinya sudah
berbunga-bunga, bilang lagi padanya-lanjut sang raja-tapi ada syaratnya,
kamu harus bersemangat, lebih rajin dan mau menyiapkan diri jadi raja,
dan aku percaya kamu bisa.
Sumber Gambar: http://cendanapuriku.blogspot.com/2011/02/sekuntum-cinta-pengantin-syurga-by-abu.html
Firasat
sang raja ternyata benar. Putera mahkota seketika berubah: ia mengubah
penampilannya jadi keren dan wangi, ia mempelajari berbagai macam ilmu,
ia juga tampil berpidato, ia juga menulis. Saat jatuh cinta telah
mengubah persepsinya tentang dirinya dan dunianya, seketika
membangkitkan semangat hidupnya, dan meledakkan semua potensinya.
Shifting
pada persepsi mengembalikan sisi kekanakan kita saat kita jatuh cinta.
Itu keindahan yang mempertemukan kita dengan sisi kemanusiaan kita;
subjektif, melankolis, kekanakan, tapi positif. Dan indah.Sumber: Buku Serial Cinta Karya Anis Matta
0 komentar:
Posting Komentar